ISTANBUL (AFP) – Utusan Ukraina untuk Turki pada Kamis (28 Juli) menyatakan “kesedihan” atas nyanyian “Vladimir Putin” yang terdengar pada pertandingan sepak bola babak kualifikasi Liga Champions di Istanbul yang melibatkan Dynamo Kyiv.
Gambar di media sosial menunjukkan bagian dari stadion Fenerbahce yang penuh sesak menyanyikan nama presiden Rusia sebagai tanggapan atas gol pertama Dynamo melawan tim Istanbul pada hari Rabu.
Ukraina memenangkan pertandingan 2-1 setelah bermain imbang 0-0 di leg kandang yang dimainkan di Polandia karena invasi Rusia.
Mereka sekarang maju ke babak ketiga kualifikasi sementara Fenerbahce tersingkir.
“Sangat menyedihkan mendengar kata-kata dukungan dari penggemar Fenerbahce untuk seorang pembunuh dan agresor Rusia yang membom negara kami,” kata duta besar Ukraina Vasyl Bodnar di Twitter.
Fenerbahce mengatakan perilaku penggemar mereka “tidak mewakili sikap dan nilai-nilai klub kami”.
Tetapi klub juga berpendapat bahwa nyanyian itu “hanya berlangsung 20 detik” dan tidak mengeluarkan permintaan maaf resmi.
“Kami mengutuk negara kami dan klub kami yang terlibat dalam masalah ini,” kata Fenerbahce dalam sebuah pernyataan.
Badan sepak bola Eropa UEFA mengatakan pihaknya menunjuk penyelidik etika dan disiplin untuk menyelidiki “dugaan perilaku buruk” oleh para penggemar Istanbul.
Nama Putin dikaitkan di Kyiv dengan invasi lima bulan dan konflik separatis yang didukung Kremlin yang telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa di tenggara Ukraina sejak 2014.
Putin sekarang mempertanyakan hak bangsa Ukraina untuk hidup dan mencap para pemimpinnya sebagai “Nazi” yang harus digulingkan.
Pelatih Rumania Dynamo Mircea Lucescu yang marah menolak untuk menghadiri konferensi pers pasca-pertandingan wajib sebagai protes atas nyanyian tersebut.
“Saya tidak mengharapkan nyanyian seperti itu,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke media Turki. “Sayang sekali.”
Turki umumnya populer di kalangan banyak orang Ukraina karena dukungan militernya untuk pemerintah Kyiv yang didukung Barat.
Tentara Ukraina telah menggunakan drone tempur Bayraktar TB2 Turki untuk menyerang kolom lapis baja Rusia dan memperlambat dorongan Kremlin ke zona perang Donbas di timur.