Hanoi (ANTARA) – Vietnam berusaha untuk menghilangkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga batu bara baru sebagai bagian dari upaya pengurangan emisinya, media pemerintah melaporkan pada Kamis (28 Juli).
Negara Asia Tenggara, pusat manufaktur regional, berjanji pada KTT iklim global COP 26 pada November tahun lalu untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050. Negara-negara yang membakar batu bara berada di bawah tekanan untuk beralih dari bahan bakar fosil kotor, yang merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar yang bertanggung jawab atas perubahan iklim.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah meminta pemerintah untuk menghapus proyek-proyek batu bara dengan kapasitas gabungan 14.120 megawatt (MW) dari rencana pengembangan tenaga induk nasional yang sedang disusun, menurut sebuah laporan oleh radio Voice of Vietnam.
Sebagian besar proyek ini akan dikembangkan oleh utilitas negara Vietnam Electricity, perusahaan minyak negara PetroVietnam dan perusahaan pertambangan batu bara negara Vinacomin, kata laporan media.
Di bawah rancangan terbaru dari rencana pengembangan tenaga induk itu, total kapasitas pembangkit listrik terpasang Vietnam akan dinaikkan menjadi 121.000 MW paling lambat pada tahun 2030 dan menjadi 284.000 MW paling lambat pada tahun 2045, dari 76.600 MW pada akhir tahun lalu, demikian menurut media.
Proporsi batu bara dalam bauran energi negara itu akan berkurang menjadi 13,2 persen pada 2045 dari perkiraan 31 persen pada 2030.
Pada bulan Mei, menteri industri mengatakan mengembangkan tenaga nuklir adalah “tren yang tak terhindarkan”, menandakan bahwa pihak berwenang dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir setelah program itu ditangguhkan enam tahun lalu karena masalah keamanan dan keterbatasan anggaran.