Manila (ANTARA) – Menteri luar negeri Filipina memerintahkan misi negara itu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Minggu (8 November) untuk memilih kandidat China untuk mengisi salah satu dari lima kursi di Mahkamah Internasional (ICJ) yang akan kosong tahun depan.
“Anda diperintahkan untuk memberikan suara Filipina untuk kandidat China ke pengadilan internasional. Itulah satu-satunya instruksi Anda yang jelas,” kata Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin di Twitter tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Empat dari delapan kandidat yang memperebutkan lima posisi adalah hakim petahana yang masa jabatan sembilan tahunnya akan berakhir pada 5 Februari tahun depan.
Salah satu dari keempatnya adalah Hakim China Xue Hanqin, yang juga wakil presiden ICJ, juga dikenal sebagai Pengadilan Dunia.
ICJ, pengadilan tertinggi PBB untuk sengketa antar-negara, terdiri dari 15 hakim yang dipilih untuk masa jabatan sembilan tahun oleh Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan. Hakim memenuhi syarat untuk dipilih kembali.
Sebuah dokumen PBB tertanggal 29 Juni menunjukkan bahwa Filipina mencalonkan kandidat lain, Hakim Jepang Yuji Iwasawa, tetapi tidak dengan Xue.
Kementerian luar negeri mengatakan Filipina dapat mendukung lebih dari satu kandidat pada pemilihan 11 November karena akan ada lima lowongan.
Sejak berkuasa pada tahun 2016, Presiden Rodrigo Duterte telah mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan Beijing, meskipun Filipina, khususnya militernya, telah memendam ketidakpercayaan yang mendalam terhadap China atas apa yang dilihatnya sebagai intrusi ke wilayahnya, intimidasi terhadap nelayannya dan penolakan akses ke sumber daya energinya.
China mengatakan perairan yang disengketakan di Laut China Selatan adalah milik China, dan tindakannya di sana sah.