Kuala Lumpur (ANTARA) – Raksasa energi milik negara Malaysia, Petronas, diperkirakan akan membayar pajak penjualan kepada negara bagian Sabah yang kaya sumber daya RM1,25 miliar (S$408 juta) tahun depan, kata media pemerintah.
Wakil Ketua Menteri Sabah Jeffrey Kitingan berkata Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah bersetuju untuk negeri itu memungut cukai 5 peratus dari Petronas tahun depan, lapor kantor berita Bernama pada Sabtu malam (7 Nov).
Sabah dan negara tetangga Sarawak memiliki banyak cadangan minyak dan gas negara, dan telah lama meminta lebih banyak pembayaran dari Petronas, satu-satunya manajer cadangan energi negara itu.
Petronas menderita kerugian pertamanya dalam hampir lima tahun selama kuartal kedua karena penurunan permintaan dan harga minyak yang didorong oleh virus corona. Pembayaran selanjutnya dapat merugikan keuangannya.
Perusahaan itu telah melawan permintaan negara bagian Sarawak untuk pajak penjualan di pengadilan, tetapi pada bulan September membayar pajak negara RM2,96 miliar sebagai bagian dari kesepakatan penyelesaian yang tidak terduga.
Analis mengatakan pembayaran itu dapat mendorong negara-negara lain untuk membuat tuntutan serupa.
Sarawak dijalankan oleh sekutu politik dekat Perdana Menteri, yang sumbernya mengatakan terbuka untuk memberikan lebih banyak uang minyak kepada negara. Tetapi mantan kepala eksekutif Petronas Wan Zulkiflee Wan Ariffin menentang penyelesaian tersebut dan mengundurkan diri pada bulan Juni.
Kesepakatan Tan Sri Muhyiddin agar Petronas membayar Sabah datang setelah koalisinya yang berkuasa merebut kendali negara dari oposisi setelah menang tipis dalam pemilihan negara bagian pada September.
Petronas adalah sumber pendapatan yang signifikan bagi pemerintah federal dan pukulan terhadap keuangannya juga dapat mempengaruhi dividen tahunan yang dibayarkan kepada pemerintah, pemegang saham tunggalnya.
Perusahaan akan membayar dividen RM34 miliar tahun ini untuk membantu pemerintah memerangi pandemi Covid-19, dan RM18 miliar tahun depan.