JALALABAD (AFP) – Sedikitnya lima warga sipil, termasuk tiga anak-anak, tewas semalam dalam serangan udara NATO di Afghanistan timur, kata para pejabat, Sabtu.
Warga sipil, berusia antara 12 dan 20 tahun, tewas ketika mereka sedang berburu burung di daerah Saracha, beberapa kilometer dari kota Jalalabad, ibukota provinsi Nangarhar timur, juru bicara kepolisian provinsi Hazrat Hussain Mashreqiwal mengatakan kepada AFP.
Seorang juru bicara NATO mengatakan dia mengetahui serangan udara itu tetapi tidak dapat mengkonfirmasi adanya korban.
“Tadi malam sekitar pukul 11 malam, lima warga sipil berusia antara 12 dan 20 tahun yang membawa senapan angin ingin pergi berburu burung sekitar delapan kilometer (lima mil) dari pusat kota Jalalabad. Mereka menjadi sasaran dan dibunuh oleh serangan udara pasukan asing,” kata Mashreqiwal.
Tubuh mereka dibawa ke rumah sakit pusat, katanya.
Ahmad Zia Abdulzai, juru bicara provinsi, mengkonfirmasi insiden tersebut.
“Tiga warga sipil yang tewas dalam serangan udara itu adalah anak-anak sekolah, dua bersaudara,” Mohammad Atif Shinwari, juru bicara departemen pendidikan Nangarhar, mengatakan kepada AFP.
Korban sipil dalam operasi NATO telah lama menjadi sumber gesekan antara pemerintah Afghanistan dan pasukan NATO pimpinan AS, yang menghentikan operasi saat mereka bersiap untuk mundur pada akhir tahun depan.
Bulan lalu, serangan udara NATO menewaskan sedikitnya 16 warga sipil termasuk wanita dan anak-anak di provinsi tetangga Kunar di Afghanistan timur.
Serangan udara itu menghantam sebuah truk pickup dan menewaskan semua penumpang, kata para pejabat Afghanistan. Namun, NATO membantah bahwa warga sipil tewas dalam serangan itu, mengatakan serangan itu telah menewaskan militan.
Puluhan ribu warga sipil telah tewas di Afghanistan sejak Taliban melancarkan pemberontakan mereka pada tahun 2001 setelah digulingkan dalam invasi pimpinan AS.
Ketika pasukan NATO menghentikan operasi dan pasukan keamanan Afghanistan mengambil alih tanggung jawab keamanan di seluruh negeri, kekerasan telah meningkat.
Lebih dari 1.000 warga sipil tewas dan sekitar 2.000 lainnya terluka pada paruh pertama tahun 2013, menurut laporan PBB, meningkat 23 persen dari periode yang sama tahun lalu.